Selamat Datang Di Blog Saya, Semoga Artikel ini Bermanfaat Bagi Anda...Terima Kasih
topbella

Kamis, 28 April 2011

Bab 6 >>> Khotbah, Tablig, dan Dakwah

Khotbah

Khotbah yaitu ceramah yang dilakukan oleh seorang khatib dalam rangkaian suatu ibadah dengan syarat-syarat dan rukun yang telah ditetapkan. Khotbah ada yang dibacakan atau dilakukan sebelum melaksanakan salat, dan ada pula yang dilakukan sesudah salat. Khotbah yang dibacakan sebelum salat yaitu khotbah Jumat, sedang khotbah yang dibacakan sesudah melaksanakan salat ialah khotbah dalam salat ‘Id, baik ‘Idulfitri ataupun ‘iduladha.

1. Khotbah Jumat
Pengertian khotbah Jumat yaitu ceramah yang dilakukan oleh khatib sebelum melaksanakan salat Jumat dengan syarat dan rukun tertentu. Khatib harus laki-laki dan memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan.

2. Syarat-syarat Khatib
Beberapa syarat seseorang dapat/diperbolehkan menjadi khatib adalah sebagai berikut.
a. Muslim yang telah balig (cukup umur atau dewasa), berakal sehat, dan taat beribadah.
b. Mengetahui syarat-syarat, rukun, dan sunah-sunah khotbah.
c. Suci dari hadas kecil maupun besar.
d. Suci dari najis, baik pakaian maupun badannya, serta berpakaian yang menutup aurat.
e. Fasih membaca dan mengucapkan ayat-ayat Al-Qur’an maupun Al-Hadis.
f. Memiliki akhlak yang baik, tidak tercela di hadapan masyarakat, dan tidak terbiasa melakukan perbuatan dosa.
g. Berpenampilan baik, rapi, dan sopan

3. Syarat-syarat Khotbah Jumat
Syarat-syarat khotbah ada enam macam, yaitu sebagai berikut.
a. Khotbah dilakukan pada waktu sesudah tergelincir matahari.
b. Mendahulukan dua khotbah dari pada salat Jumat.
c. Berdiri ketika membacakan/berkhotbah.
d. Duduk di antara dua khotbah.
e. Suci dari hadas dan najis.
f. Menyaringkan atau mengeraskan suara sehingga dapat didengar suaranya oleh para jamaah.

4. Rukun Khotbah
Berikut beberapa rukun khotbah.
a.Membaca hamdalah pada kedua khotbah.
b.Membaca syahadatain (dua kalimat syahadat).
c.Membawa selawat Nabi.
d.Berwasiat kepada jamaah yang berisi ajakan untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt.
Meningkatkan ibadah, serta nasihat agar selalu beramal saleh.
e.Membaca ayat suci Al-Qur’an (walaupun hanya satu ayat).
f.Berdoa pada khotbah kedua untuk memohon ampunan, kesejahteraan, dan keselamatan bagi seluruh kaum muslimin di dunia sampai di akhirat kelak.

5. Khotbah Jumat dilakukan dua kali atau dua khotbah
Ada beberapa syarat dua khotbah, yaitu:
a. Disampaikan sesudah masuk Zuhur.
b. Berdiri apabila mampu.
c. Suara khotbah harus jelas dan dapat didengarkan oleh jamaah agar mendengar nasihat dan
wasiatnya. Di zaman sekarang ini pada umumnya khatib membacakan khotbahnya dengan pengeras
suara.
d. Tertib, yakni berturut-turut antara khotbah pertama dengan khotbah kedua.

6. Sunah-sunah khotbah
Beberapa sunah khotbah yaitu:
a. Khotbah disampaikan di tempat yang lebih tinggi atau di atas mimbar.
b. Duduk sebentar di antara dua khotbah.
c. Khotbah disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematik, dan temanya disesuaikan dengan
kondisi dan situasi yang terjadi.
d. Khatib dalam menyampaikan khotbah hendaklah diperpendek, jangan terlalu panjang, tetapi
sebaliknya salat Jumatnya yang di perpanjang.
e. Khatib membaca Surah Al-Ikhlas ketika duduk di antara dua khoitbah.
f. Khatib hendaknya menertibkan rukun-rukun khotbah, mulai dari membaca hamdalah sampai dengan
rukun yang terakhir, yaitu membaca doa untuk seluruh kaum muslimin.

7. Adab atau tata cara salat Jumat
a. Hendaklah dating di masjid lebih awal, berusaha untuk menghindari dating terlambat, sehingga
kedahuluan imam/khatib masuk masjid.
b. Mengisi saf yang kosong, dimulai dari yang paling depan, kemudian melaksanakan salat tahiyatul
masjid.
c. Memperbanyak zikir, doa, membaca selawat Nabi saw. Membaca Al-Qur’an dengan suara pelan
sebelum khatib berkhotbah.
d. Mendengarkan dan memerhatikan khotbah sehingga mengetahui isi khotbah. Tidak boleh berbicara,
menegur jamaah lain, atau perbuatan lain.

Tablig

1. Arti tablig
Tablig berasal dari bahasa Arab “balaga” yang berarti menyampaikan. Adapun pengertian menyampaikan disini adalah menyampaikan kebenaran sesuai yang terkandung di dalam Al-Qur’an maupun hadis Rasulullah SAW. Kepada orang lain dengan maksud agar orang lain selalu mengamalkan ajaran dan kebenaran sesuai ajaran Allah dan Rasul-Nya disebut Mubalig.
2. Metode Tablig
Metode atau cara tablig yang disampaikan oleh seorang mubalig biasanya disampaikan secara langsung kepada para hadirin/umat Islam. Dalam menyampaikan uraian yang disampaikannya, para mubalig memakai cara dan kiat-kiatnya masing-masing. Namun dapat diambil kesimpulan, bahwa inti yang disampaikannya adalah kebenaran yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Tablig termasuk juga menegakan kebenaran, yang Allah akan memberikan hidayah (petunjuk) kepadanya. Allah SWT, berfirman di dalam Q.S. Al-Ankabut ayat 69
“Setiap manusiayang member pengarahan, dia menarik simpati manusia dan komitmen dengan nilai-nilai kebenaran, niscaya lebih memungkinkan untuk diikuti seruan yang disampaikannya dan lebih didengar ucapan dan perkataanya.

Dakwah

1. Pengertian
Menurut bahasa “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti memangil, menyeru, dan mengajak. Orang yang melakukan pekerjaan dakwah disebut da’i. Senada dengan kata dakwah di dalam Al-Qur’an dan Hadis sering dipakai kata Tablig dari kata balaga. Seperti dalam Q.S. Asy-Syura (42): 48 dan sabda Rasulullah SAW: “Sampaikan dariku walaupun satu ayat”
Menurut istilah, pengertian dakwah islamiah yaitu mengajak orang lain untuk meyakni kebenaran ajaran Islam dan menjalankan syariatnya, yang terlebih dahulu diyakini dan diamalikan oleh pendakwahnya. Dari pengertian tersebut, dakwah bersifat horizontal yaitu sesame manusia, sedangkan bila kepada atasan (Allah swt) disebut doa (permohonan) dan bila sebaliknya, dari Allah kepada manusia mempunyai arti perintah yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan.

2. Sasaran dan Tujuan Dakwah
Dakwah Islamiah sejak zaman rasul-rasul Allah swt. Terdahulu sampai Rasulullah Muhammad saw. Dan para penerusnya sampai akhir zaman nanti, mempunyai sasaran yaitu mengubah perilaku manusia yang telah menyimpang dari aturan Allah swt. Untuk kembali ke jalan yang telah diatur oleh Allah swt. Melalui para rasulnya sehingga derajat manusia yang telah jatuh dapat terangkat kembali.

3. Syarat dan Metode Berdakwah
Agar dakwahnya berhasil dan sukses bagi seorang da’I, maka harus terpenuhi beberapa syarat serta menguasai metode/cara-cara berdakwah, yaitu sebagai berikut.

4. Media Dakwah
Rasulullah Muhammad SAW. Mengawali dakwahnya dengan cara sembunyi-sembunyi dari rumah ke rumah, kemudian secara terang-terangan dan disampaikan secara langsung kepada sahabatnya. Media dakwah yang di pakai ketika itu masih sangat sederhana, yaitu media lisan dan tulisan, bahkan tulisan pun masih sangat terbatas. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, media dakwah semakin luas.

5. Manajemen Dakwah
Manajemen yang dilakukan Rasulullah SAW. Dalam berdakwah dimulai dari diri sendiri dengan perilaku/akhlak yang sempurna.

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
FITRI RIZAM .S.
lebih suka pelajaran B.indo,agama, soal nya belajar nya santai .
Lihat profil lengkapku
 
BERBAGI BERSAMA© DiseƱado por: Compartidisimo